Aku benci hidupku Tuhan!
Aku muak!
Apa salahku Tuhan?
Kalau boleh memilih, aku memilih untuk tidak ada didunia ini sekarang ...
Kehidupan ini terlalu kejam!
Aku ingin BAHAGIA Tuhan ...
Aku ingin memiliki teman, sahabat, kakak, adik, kekasih yang bisa menerima aku apa adanya ...
Aku ingin berbagi kesedihanku dengan mereka ...
Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka ...
Aku ingin tertawa bersama dengan mereka ...
Aku ingin bersedih bersama dengan mereka ...
Tapi, mengapa sampai saat ini semua itu tidak aku dapatkan?
Apakah permintaanku terlalu berlebihan?
Apakah aku tidak pantas mendapatkan itu?
Mereka ...
Aku ingin seperti mereka ...
Hidup dengan orang-orang yang menyayangi mereka apa adanya ...
Merasakan kebahagiaan yang tidak aku miliki ...
Memiliki waktu untuk menghabiskan kesempatan hidup sesuai harapan mereka ...
Aku tidak bisa terus berpura-pura dalam menjalani kehidupan ini ...
Aku tidak bisa berpura-pura senang ...
Aku tidak bisa berpura-pura seakan semua berjalan dengan baik sedangkan hatiku mengatakan tidak ...
Aku ingin sebelum hidupku berakhir, aku bisa membuat sesuatu yang berguna untuk orang-orang disekitarku ...
Aku ingin mereka tau, seburuk apapun aku difikiran mereka aku tidak pernah menaruh benci pada mereka karna mereka pun bagian dari perjalanan kehidupanku yang sudah kau takdirkan ...
Selasa, 12 November 2013
Minggu, 29 September 2013
Aku Memanggilnya "Ahli Biologi"
"Kamu udah susah makan, ngga suka sayur-sayuran, makan buah juga jarang jadi gimana kamu mau sehat kalo kayak gitu? Sekarang mending kamu beli oatmeal deh kan banyak rasanya tuh, sengganya perut kamu ngga kosong banget lah biar ngga sakit"
kalimat itu yang terus teringat sampai saat ini ...
entah apa yang membuat aku selalu mengingat kalimat itu ...
aku tidak pernah bosan untuk mengulang-ulang membaca kalimat itu ...
bagi sebagian orang mungkin aneh menginggat kalimat yang siapa pun bisa mengucapkannya ...
namun tidak bagiku, kalimat itu baru aku dengar dari kamu "Ahli Biologiku" yang sudah mengisi hari-hariku selama ini ...
namun, sekarang sudah tidak ada lagi kalimat semacam itu yang aku dengar darimu ...
entah sudah seberapa besarkah kesalahan yang aku perbuat sampai semuanya menjadi hancur seperti ini ...
aku merindukan saat-saat itu ...
saat dimana aku selalu ingin mendengar kalimat apa lagi yang akan kamu keluarkan hari ini ...
kekonyolan apa lagi yang akan kamu berikan untuk menjelaskan sesuatu ...
sehingga aku dapat tertawa lepas ...
namun sayang memang, semua itu hanya tinggal sebuah kenangan dalam capture yang tersimpan rapih difolder handphoneku ...
dan tidak akan ada lagi kalimat-kalimat ajaib yang membuat senyum dibibirku sekarang ...
kalimat itu yang terus teringat sampai saat ini ...
entah apa yang membuat aku selalu mengingat kalimat itu ...
aku tidak pernah bosan untuk mengulang-ulang membaca kalimat itu ...
bagi sebagian orang mungkin aneh menginggat kalimat yang siapa pun bisa mengucapkannya ...
namun tidak bagiku, kalimat itu baru aku dengar dari kamu "Ahli Biologiku" yang sudah mengisi hari-hariku selama ini ...
namun, sekarang sudah tidak ada lagi kalimat semacam itu yang aku dengar darimu ...
entah sudah seberapa besarkah kesalahan yang aku perbuat sampai semuanya menjadi hancur seperti ini ...
aku merindukan saat-saat itu ...
saat dimana aku selalu ingin mendengar kalimat apa lagi yang akan kamu keluarkan hari ini ...
kekonyolan apa lagi yang akan kamu berikan untuk menjelaskan sesuatu ...
sehingga aku dapat tertawa lepas ...
namun sayang memang, semua itu hanya tinggal sebuah kenangan dalam capture yang tersimpan rapih difolder handphoneku ...
dan tidak akan ada lagi kalimat-kalimat ajaib yang membuat senyum dibibirku sekarang ...
Senin, 13 Mei 2013
Tegak Berdiri Sendiri
Pernahkah kau merasakan jadi aku, jadi aku yang selalu di antara 2 rasa yaitu rasa bersalah dan rasa ingin memuliki? Taukah bagaimana rasanya di ikuti rasa bersalah karna sudah membuatmu jauh dari seseorang yang kau sayangi sebelum hadirnya aku dalam kehidupanmu? Taukah bagaimana rasanya menahan rasa untuk menjadi seseorang yang spesial di hatimu, sebenarnya aku sudah tau sudah ada orang lain di hatimu. :'(
Mungkin selama ini aku kamu dan dia sama-sama menjaga perasaan yang lain agar tak ada yang tersakiti, tapi tanpa kau sadari kau terus membicarakannya bersamaku namun kau tak pernah membicarakan aku bersama dia. Adilkah semua itu? Apakah itu yang di namakan menjaga perasaan? :') Aku mulai bertanya pada bintang, apakah yang kau lakukan itu adil untukku? Apakah kau sudah menjaga perasaanku dengan cara yang benar?
Seiring berjalannya waktu, aku semakin memikirkan perasaanku yang sudah kau abaikan. Memikirkan apa yang harusku buat. Namun sampai saat inipun aku belum menemukan jawabannya, aku masih terjebak oleh hatiku sendiri. Aku terjebak dalam rasa yang terlalu dalam untukmu. Sehingga aku hanya bisa mengikuti hari-hari yang terus berjalan.
Namun setelah aku berdiam diri dan bertanya pada Tuhan, aku mulai merasakan sesuatu hal penting yang harus ku lakukan. Aku harus mencoba untuk membalikkan keadaan. Aku harus terbebas dari 2 rasa itu. Aku harus bisa mengontrol diriku sendiri. Aku harus jadi pribadi yang tak merugikan orang lain. Dan yang terpenting, aku harus bisa Tegak Berdiri Sendiri bagaimanapun keadaannya.
Aku tau semua ini butuh proses. Aku tau aku harus memperbaiki kesalahan yang sudahku buat. Dan aku harus melakukan semua itu sendiri, tak bisa aku melibatkan kalian ber2. Kalian sudah terlalu baik, kalian sudah terlalu banyak berkorban untukku. Inilah saatnya aku yang mengalah untuk membuat keadaan menjadi baik kembali.
Kini aku benar-benar harus memutuskan untuk Tegak Berdiri Sendiri. Melawan kerasnya hantaman rasa yang ku punya. Menahan sakitnya rasa bersalah yang ku rasakan. Berusahan untuk selalu menegakan pandangan. Dan yang terpenting, memberikan kebebasan untuk orang-orang yang berada di sekitarku. :)
Mungkin selama ini aku kamu dan dia sama-sama menjaga perasaan yang lain agar tak ada yang tersakiti, tapi tanpa kau sadari kau terus membicarakannya bersamaku namun kau tak pernah membicarakan aku bersama dia. Adilkah semua itu? Apakah itu yang di namakan menjaga perasaan? :') Aku mulai bertanya pada bintang, apakah yang kau lakukan itu adil untukku? Apakah kau sudah menjaga perasaanku dengan cara yang benar?
Seiring berjalannya waktu, aku semakin memikirkan perasaanku yang sudah kau abaikan. Memikirkan apa yang harusku buat. Namun sampai saat inipun aku belum menemukan jawabannya, aku masih terjebak oleh hatiku sendiri. Aku terjebak dalam rasa yang terlalu dalam untukmu. Sehingga aku hanya bisa mengikuti hari-hari yang terus berjalan.
Namun setelah aku berdiam diri dan bertanya pada Tuhan, aku mulai merasakan sesuatu hal penting yang harus ku lakukan. Aku harus mencoba untuk membalikkan keadaan. Aku harus terbebas dari 2 rasa itu. Aku harus bisa mengontrol diriku sendiri. Aku harus jadi pribadi yang tak merugikan orang lain. Dan yang terpenting, aku harus bisa Tegak Berdiri Sendiri bagaimanapun keadaannya.
Aku tau semua ini butuh proses. Aku tau aku harus memperbaiki kesalahan yang sudahku buat. Dan aku harus melakukan semua itu sendiri, tak bisa aku melibatkan kalian ber2. Kalian sudah terlalu baik, kalian sudah terlalu banyak berkorban untukku. Inilah saatnya aku yang mengalah untuk membuat keadaan menjadi baik kembali.
Kini aku benar-benar harus memutuskan untuk Tegak Berdiri Sendiri. Melawan kerasnya hantaman rasa yang ku punya. Menahan sakitnya rasa bersalah yang ku rasakan. Berusahan untuk selalu menegakan pandangan. Dan yang terpenting, memberikan kebebasan untuk orang-orang yang berada di sekitarku. :)
Sabtu, 11 Mei 2013
Terhitung Hari Ini:)
Terhitung Hari Ini aku akan berhenti berharap ...
Aku berhenti menunggu ...
Aku berhenti mengganggumu ...
Dan ...
Terhitung Hari Ini aku mulai menyayangimu dalam diam ...
Aku mulai merindukanmu dalam sepi ...
Karena, aku tau kalau diam memberikan banyak arti ...
Aku tau kalau sepi memberikan sebuah ketenangan ...
Terhitung Hari Ini aku memahami arti sebuah ketulusan ...
Aku memahami arti sebuah pengorbanan ...
Mereka yang mendukung mungkin banyak ...
Namun tidak sedikit pula yang menentang ...
Tetapi ...
Terhitung Hari Ini aku akan membuat mereka terdiam ...
Aku akan membuat mereka mengerti dengan keadaan yang sesungguhnya ...
Namun ...
Semua butuh waktu, dan aku pun membutuhkannya ...
Membutuhkan untuk memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengambil jalan terbaik ...
Karna kesalahanku terdahulu, semuanya menjadi kacau ...
Yang seharusnya baik-baik saja menjadi hancur berantakan ...
Entahlah ...
Terhitung Hari Ini pula aku semakin merasakan salah yang begitu besar ...
Penyesalan yang begitu mendalam ...
Aku takut ...
Aku terpojokkan ...
Jadi ...
Terhitung Hari Ini aku memilih untuk sendiri ...
Aku memilih untuk menjauhi semuanya ...
Aku hanya bisa berbicara tentang semuanya pada Tuhan ...
Aku hanya bisa berbagi dengan angin yang berhembus ...
Aku hanya bisa bersandar pada pohon besar yang memberikan kesejukan ...
Selain itu ...
Terhitung Hari Ini aku semakin yakin dengan angin yang berhembus ...
Aku semakin yakin dengan kehadiran Tuhan walaupun tak nyata ...
Aku yakin dengan kesejukan yang di berikan oleh pohon besar ...
Dan pada akhirnya ...
Terhitung Hari Ini aku mulai mengetahui semua yang ada dalam dirimu ...
Aku mulai mengetahui siapa dia ataupun dia yang pernah kau tunjukkan padaku ...
Walaupun aku tau semua ini mungkin terlambat ...
Aku tau semua ini tak akan bermakna apa-apa lagi ...
Tapi tak pernah ada yang namanya terlambat ...
Karena, lebih baik mengetahui daripada tidak mengetahuinya sama sekali ...
Aku berhenti menunggu ...
Aku berhenti mengganggumu ...
Dan ...
Terhitung Hari Ini aku mulai menyayangimu dalam diam ...
Aku mulai merindukanmu dalam sepi ...
Karena, aku tau kalau diam memberikan banyak arti ...
Aku tau kalau sepi memberikan sebuah ketenangan ...
Terhitung Hari Ini aku memahami arti sebuah ketulusan ...
Aku memahami arti sebuah pengorbanan ...
Mereka yang mendukung mungkin banyak ...
Namun tidak sedikit pula yang menentang ...
Tetapi ...
Terhitung Hari Ini aku akan membuat mereka terdiam ...
Aku akan membuat mereka mengerti dengan keadaan yang sesungguhnya ...
Namun ...
Semua butuh waktu, dan aku pun membutuhkannya ...
Membutuhkan untuk memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengambil jalan terbaik ...
Karna kesalahanku terdahulu, semuanya menjadi kacau ...
Yang seharusnya baik-baik saja menjadi hancur berantakan ...
Entahlah ...
Terhitung Hari Ini pula aku semakin merasakan salah yang begitu besar ...
Penyesalan yang begitu mendalam ...
Aku takut ...
Aku terpojokkan ...
Jadi ...
Terhitung Hari Ini aku memilih untuk sendiri ...
Aku memilih untuk menjauhi semuanya ...
Aku hanya bisa berbicara tentang semuanya pada Tuhan ...
Aku hanya bisa berbagi dengan angin yang berhembus ...
Aku hanya bisa bersandar pada pohon besar yang memberikan kesejukan ...
Selain itu ...
Terhitung Hari Ini aku semakin yakin dengan angin yang berhembus ...
Aku semakin yakin dengan kehadiran Tuhan walaupun tak nyata ...
Aku yakin dengan kesejukan yang di berikan oleh pohon besar ...
Dan pada akhirnya ...
Terhitung Hari Ini aku mulai mengetahui semua yang ada dalam dirimu ...
Aku mulai mengetahui siapa dia ataupun dia yang pernah kau tunjukkan padaku ...
Walaupun aku tau semua ini mungkin terlambat ...
Aku tau semua ini tak akan bermakna apa-apa lagi ...
Tapi tak pernah ada yang namanya terlambat ...
Karena, lebih baik mengetahui daripada tidak mengetahuinya sama sekali ...
Egois
Rasa ini salah ...
Rasa ini harusnya musnah ...
Rasa ini harusnya tidak ada ...
Aku terjebak ...
Terjebak dengan rasaku sendiri ...
Egoisnya aku yang mementingkan perasaanku sendiri ...
Egoisnya aku yang tak bisa menerima kenyataan ...
Egoisnya aku yang terus menekan dia untuk mengerti akan perasaanku ...
Egoisnya aku yang tak bisa membiarkan dia bahagia dengan pilihannya ...
Sekarang semua sudah berantakan ...
Aku sudah membuat semuanya jadi tak berarti ...
Berbuat apapun sudah tidak ada yang bisa membuat keadaan menjadi baik ...
Entah mengapa aku jadi seperti ini ...
Entah mengapa aku seperti kehilangan arah yang benar ...
Hati dan Fikiranku benar-benar tidak bisa sejalan ...
Hatiku selalu membawa aku untuk tetap mempertahankan apa yang aku rasa ...
Namun di sisi lain Fikiranku ingin melepaskan semuanya ...
Tuhan, sebesar inikah keegoisan yang aku punya?
Sebesar inikah keinginanku untuk mempertahankan semuanya?
Bantu aku mencari jalan keluarnya Tuhan ... :'(
Aku tidak mau terjebak dengan keegoisanku ini ... :'(
Rasa ini harusnya musnah ...
Rasa ini harusnya tidak ada ...
Aku terjebak ...
Terjebak dengan rasaku sendiri ...
Egoisnya aku yang mementingkan perasaanku sendiri ...
Egoisnya aku yang tak bisa menerima kenyataan ...
Egoisnya aku yang terus menekan dia untuk mengerti akan perasaanku ...
Egoisnya aku yang tak bisa membiarkan dia bahagia dengan pilihannya ...
Sekarang semua sudah berantakan ...
Aku sudah membuat semuanya jadi tak berarti ...
Berbuat apapun sudah tidak ada yang bisa membuat keadaan menjadi baik ...
Entah mengapa aku jadi seperti ini ...
Entah mengapa aku seperti kehilangan arah yang benar ...
Hati dan Fikiranku benar-benar tidak bisa sejalan ...
Hatiku selalu membawa aku untuk tetap mempertahankan apa yang aku rasa ...
Namun di sisi lain Fikiranku ingin melepaskan semuanya ...
Tuhan, sebesar inikah keegoisan yang aku punya?
Sebesar inikah keinginanku untuk mempertahankan semuanya?
Bantu aku mencari jalan keluarnya Tuhan ... :'(
Aku tidak mau terjebak dengan keegoisanku ini ... :'(
Rabu, 01 Mei 2013
Hening :)
Hening membawanya dalam tenang ...
Hening membawanya dalam nyaman ...
Hening membawanya dalam kasih ...
dan Hening pula membawanya dalam cinta ...
ketika bersama Hening hidupnya damai ...
ketika bersama Hening hidupnya sempurna ...
aku pun terkalahkan oleh Hening ...
tak ada sebandingnya aku dengan Hening ...
aku hanya bisa membiarkan dia dengan Hening ...
aku hanya bisa menahan rasa sakit ketika melihat dia menatap Hening ...
itu semua ku lakukan,
because I know who I'm ... :)
dan saat ini pula yang bisa ku lakukan hanya merelakan dia,
merelakan dia yang sangat sulit untuk direlakan ...
dan melepas rasa,
melepas rasa yang sangat sulit untuk dilepas ...
tapi suatu saat nanti ketika hatinya terbuka,
aku berharap dia tau kalau aku bisa lebih baik dari Hening ...
Hening membawanya dalam nyaman ...
Hening membawanya dalam kasih ...
dan Hening pula membawanya dalam cinta ...
ketika bersama Hening hidupnya damai ...
ketika bersama Hening hidupnya sempurna ...
aku pun terkalahkan oleh Hening ...
tak ada sebandingnya aku dengan Hening ...
aku hanya bisa membiarkan dia dengan Hening ...
aku hanya bisa menahan rasa sakit ketika melihat dia menatap Hening ...
itu semua ku lakukan,
because I know who I'm ... :)
dan saat ini pula yang bisa ku lakukan hanya merelakan dia,
merelakan dia yang sangat sulit untuk direlakan ...
dan melepas rasa,
melepas rasa yang sangat sulit untuk dilepas ...
tapi suatu saat nanti ketika hatinya terbuka,
aku berharap dia tau kalau aku bisa lebih baik dari Hening ...
Minggu, 07 April 2013
TAS HASIL DAUR ULANG SAMPAH
TAS HASIL DAUR ULANG SAMPAH
Pada
zaman modern saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah rumahan
ditempat yang tidak seharusnya. Selayaknya beberapa limbah rumah tangga
tersebut ada yang bisa dijadikan sumber pemasukkan untuk mereka sendiri yaitu
sampah anorganik seperti plastik, bungkus kopi, dan bungkus sus bubuk.
Sampah organik tersebut bisa dibuat menjadi tas cantik
yang memiliki harga tinggi. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan pun mudah
untuk dicari. Cara membuatnya pun cukup mudah. Walaupun mudah, kalau tidak
dibarengi niat usaha dan doa semua yang akan dilakukan tidak akan pernah
terlihat mudah.
Dibawah
ini ada beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan untuk membuat kerajinan tas
dari hasil daur ulang limbah sampah rumah tangga. Cara-Cara Membuat Tas Daur
Ulang tersebut adalah:
1. Siapkan
bungkus sampah anorganik seperti bungkus kopi instan, susu bubuk, detergen, dan
pewangi sachet.
2. Potongan bekas bungkus tersebut selebar 4 cm kemudian lipat ke
arah dalam sepanjang 1 cm dikedua sisinya sampai menghasilkan pita plastik
selebar 2 cm, lau buat pita seperti ini sebanyak minimal 1000 buah dari 500
bungkus bekas kopi instan.
3. Ambil 4 buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling.
4. Selanjutnya tambahkan pita satu-persatu dan jangan lupa
membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila proses ini
diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa
keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.
5. Tahap terakhir yaitu, bagian dalam tas dapat anda beri lapis
dari kain perca agar tidak bolong-bolong.
Namun ternyata sudah ada beberapa
orang yang melakukan kerajinan tangan tersebut, sebut saja Riska dan Dimas. Jika
biasanya limbah atau sampah dianggap sebagai barang terbuang, maka ditangan
Rizka Tiara Dewi (20) dan Dimas Satriatmoko (31) sampah-sampah tersebut bisa
diolah menjadi beragam jenis kerajinan cantik seperti misalnya tas, dompet,
bross, gantungan kunci, dan lain sebagainya.
Bermodalkan
keprihatinannya melihat tumpukan sampah plastik di sekitar rumahnya, Riska dan
Dimas menggandeng beberapa temannya untuk mulai mengisi waktu luang mereka
dengan merintis bisnis kerajinan daur ulang sampah. Mengusung Eleven Handicraft
sebagai nama usahanya, Riska yang ditemui tim bisnis UKM pada Kamis (27/11) di
rumah produksinya yang terletak di Jalan Monjali no. 35 A Gemawang, Sinduadi,
Mlati-Sleman menuturkan bahwa usaha kerajinan limbah
tersebut mereka rintis sejak Oktober 2010 silam.
Memanfaatkan
bahan baku limbah seperti misalnya tras kresek (tas plastik), koran bekas,
majalah bekas, tabloid bekas, bungkus makanan dan minuman, manik-manik, serta
kemasan deterjen yang Ia peroleh dari sampah laundry maupun sampah rumah
tangga, selama ini Eleven Handicraft telah memproduksi aneka souvenir cantik
yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran.
“Eleven handicraft sendiri merupakan home industri yang
memproduksi aneka kerajinan dari bahan limbah tas kresek (plastik), kita juga
membuat kerajinan dari majalah bekas menjadi sebuah tas yang bisa dibawa pergi
kemana-kemana, selain itu kami juga membuat souvenir seperti misalnya gantungan
kunci dari manik-manik yang sering dipesan kalangan anak muda,” tutur Riska
dengan senyum manisnya.
Dengan
menawarkan keunikan bahan baku limbah yang mereka gunakan, sekarang ini produk
Eleven Handicraft tidak hanya dipasarkan di seputaran kota Jogja saja namun
juga mulai merambah Pulau Jawa dan Benua Amerika. Dibantu oleh 5 orang tenaga
produksi, setiap harinya Eleven Handicraft memproduksi beragam jenis tas dari
yang ukuran paling kecil sampai tas ukuran paling besar. “Kita buat dompet
souvenir dari yang paling kecil, tote bag, serta aneka macam tas dari yang
kecil sampai yang paling besar bisa kita produksi dengan bahan plastik,” ungkap
Riska yang diamini pula oleh Ade Bayu selaku tim support Eleven Handicraft.
Untuk mendukung
pemasaran produk Eleven Handicraft, Dimas dan Riska mulai memanfaatkan event
pameran serta media online seperti misalnya facebook, membuat blog, serta
memanfaatkan portal iklan gratis yang ada di dunia maya. “Meskipun begitu yang
paling efektif untuk pemasaran yaitu dari mulut ke mulut, tinggal diobrolkan dan
informasi akan tersebar ke khalayak ramai,” jelasnya.
Dibandrol
dengan kisaran harga sekitar Rp 5.000 sampai Rp 300.000,00 per pcs, kreasi
aneka tas, dompet, dan beragam jenis kerajinan daur ulang lainnya diproduksi
secara rutin serta bisa juga melayani pemesanan atau custom sesuai dengan
keinginan konsumen. Dari bisnis yang Ia jalankan bersama rekan-rekannya, Riska
dan Dimas setiap bulannya bisa memproduksi sekitar 40 buah dompet dan kurang
lebih 10 buah tas dengan omzet sekitar Rp 1.500.000,00 per bulan.
Walaupun selama
ini perjalanan bisnisnya masih terhambat oleh SDM dan sistem pemasaran, namun
Riska dan Dimas terus optimis ingin membesarkan bisnisnya guna memberikan
lapangan kerja bagi para pengangguran di sekitarnya. “Kedepannya kami ingin
bisnis Eleven Craft berkembang lebih besar dan bisa mengurangi sampah di
sekitar kita, serta memberikan lapangan kerja bagi pengangguran di Yogyakarta,”
pungkasnya di akhir pertemuan dengan tim bisnisUKM.
Pantang semangat dari Riska dan kawan-kawan patut diacungi
jempol, karena zaman sekarang sangat sedikit masyarakat Indonesia yang berfikir
untuk membuat usaha kecil-kecilan disebabkan SDM yang kurang memadai. Padahal
kalau saja kita bisa berusaha dahulu, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk membantu memasarkan hasil kerajinan tangan tersebut sampai ke luar negri.
Referensi:
Langganan:
Postingan (Atom)