Selasa, 12 November 2013

Mereka

Aku benci hidupku Tuhan!
Aku muak!

Apa salahku Tuhan?

Kalau boleh memilih, aku memilih untuk tidak ada didunia ini sekarang ...
Kehidupan ini terlalu kejam!

Aku ingin BAHAGIA Tuhan ...

Aku ingin memiliki teman, sahabat, kakak, adik, kekasih yang bisa menerima aku apa adanya ...
Aku ingin berbagi kesedihanku dengan mereka ...
Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka ...
Aku ingin tertawa bersama dengan mereka ...
Aku ingin bersedih bersama dengan mereka ...

Tapi, mengapa sampai saat ini semua itu tidak aku dapatkan?
Apakah permintaanku terlalu berlebihan?
Apakah aku tidak pantas mendapatkan itu?

Mereka ...
Aku ingin seperti mereka ...

Hidup dengan orang-orang yang menyayangi mereka apa adanya ...
Merasakan kebahagiaan yang tidak aku miliki ...
Memiliki waktu untuk menghabiskan kesempatan hidup sesuai harapan mereka ...

Aku tidak bisa terus berpura-pura dalam menjalani kehidupan ini ...
Aku tidak bisa berpura-pura senang ...
Aku tidak bisa berpura-pura seakan semua berjalan dengan baik sedangkan hatiku mengatakan tidak ...

Aku ingin sebelum hidupku berakhir, aku bisa membuat sesuatu yang berguna untuk orang-orang disekitarku ...

Aku ingin mereka tau, seburuk apapun aku difikiran mereka aku tidak pernah menaruh benci pada mereka karna mereka pun bagian dari perjalanan kehidupanku yang sudah kau takdirkan ...

Minggu, 29 September 2013

Aku Memanggilnya "Ahli Biologi"

"Kamu udah susah makan, ngga suka sayur-sayuran, makan buah juga jarang jadi gimana kamu mau sehat kalo kayak gitu? Sekarang mending kamu beli oatmeal deh kan banyak rasanya tuh, sengganya perut kamu ngga kosong banget lah biar ngga sakit"

kalimat itu yang terus teringat sampai saat ini ...
entah apa yang membuat aku selalu mengingat kalimat itu ...
aku tidak pernah bosan untuk mengulang-ulang membaca kalimat itu ...

bagi sebagian orang mungkin aneh menginggat kalimat yang siapa pun bisa mengucapkannya ...
namun tidak bagiku, kalimat itu baru aku dengar dari kamu "Ahli Biologiku" yang sudah mengisi hari-hariku selama ini ...

namun, sekarang sudah tidak ada lagi kalimat semacam itu yang aku dengar darimu ...
entah sudah seberapa besarkah kesalahan yang aku perbuat sampai semuanya menjadi hancur seperti ini ...

aku merindukan saat-saat itu ...
saat dimana aku selalu ingin mendengar kalimat apa lagi yang akan kamu keluarkan hari ini ...
kekonyolan apa lagi yang akan kamu berikan untuk menjelaskan sesuatu ...
sehingga aku dapat tertawa lepas ...

namun sayang memang, semua itu hanya tinggal sebuah kenangan dalam capture yang tersimpan rapih difolder handphoneku ...
dan tidak akan ada lagi kalimat-kalimat ajaib yang membuat senyum dibibirku sekarang ...

Senin, 13 Mei 2013

Tegak Berdiri Sendiri

Pernahkah kau merasakan jadi aku, jadi aku yang selalu di antara 2 rasa yaitu rasa bersalah dan rasa ingin memuliki? Taukah bagaimana rasanya di ikuti rasa bersalah karna sudah membuatmu jauh dari seseorang yang kau sayangi sebelum hadirnya aku dalam kehidupanmu? Taukah bagaimana rasanya menahan rasa untuk menjadi seseorang yang spesial di hatimu, sebenarnya aku sudah tau sudah ada orang lain di hatimu. :'(

Mungkin selama ini aku kamu dan dia sama-sama menjaga perasaan yang lain agar tak ada yang tersakiti, tapi tanpa kau sadari kau terus membicarakannya bersamaku namun kau tak pernah membicarakan aku bersama dia. Adilkah semua itu? Apakah itu yang di namakan menjaga perasaan? :') Aku mulai bertanya pada bintang, apakah yang kau lakukan itu adil untukku? Apakah kau sudah menjaga perasaanku dengan cara yang benar?

Seiring berjalannya waktu, aku semakin memikirkan perasaanku yang sudah kau abaikan. Memikirkan apa yang harusku buat. Namun sampai saat inipun aku belum menemukan jawabannya, aku masih terjebak oleh hatiku sendiri. Aku terjebak dalam rasa yang terlalu dalam untukmu. Sehingga aku hanya bisa mengikuti hari-hari yang terus berjalan.

Namun setelah aku berdiam diri dan bertanya pada Tuhan, aku mulai merasakan sesuatu hal penting yang harus ku lakukan. Aku harus mencoba untuk membalikkan keadaan. Aku harus terbebas dari 2 rasa itu. Aku harus bisa mengontrol diriku sendiri. Aku harus jadi pribadi yang tak merugikan orang lain. Dan yang terpenting, aku harus bisa Tegak Berdiri Sendiri bagaimanapun keadaannya.

Aku tau semua ini butuh proses. Aku tau aku harus memperbaiki kesalahan yang sudahku buat. Dan aku harus melakukan semua itu sendiri, tak bisa aku melibatkan kalian ber2. Kalian sudah terlalu baik, kalian sudah terlalu banyak berkorban untukku. Inilah saatnya aku yang mengalah untuk membuat keadaan menjadi baik kembali.

Kini aku benar-benar harus memutuskan untuk Tegak Berdiri Sendiri. Melawan kerasnya hantaman rasa yang ku punya. Menahan sakitnya rasa bersalah yang ku rasakan. Berusahan untuk selalu menegakan pandangan. Dan yang terpenting, memberikan kebebasan untuk orang-orang yang berada di sekitarku. :)

Sabtu, 11 Mei 2013

Terhitung Hari Ini:)

Terhitung Hari Ini aku akan berhenti berharap ...
Aku berhenti menunggu ...
Aku berhenti mengganggumu ...

Dan ...

Terhitung Hari Ini aku mulai menyayangimu dalam diam ...
Aku mulai merindukanmu dalam sepi ...

Karena, aku tau kalau diam memberikan banyak arti ...
Aku tau kalau sepi memberikan sebuah ketenangan ...

Terhitung Hari Ini aku memahami arti sebuah ketulusan ...
Aku memahami arti sebuah pengorbanan ...

Mereka yang mendukung mungkin banyak ...
Namun tidak sedikit pula yang menentang ...

Tetapi ...

Terhitung Hari Ini aku akan membuat mereka terdiam ...
Aku akan membuat mereka mengerti dengan keadaan yang sesungguhnya ...

Namun ...
Semua butuh waktu, dan aku pun membutuhkannya ...
Membutuhkan untuk memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengambil jalan terbaik ...

Karna kesalahanku terdahulu, semuanya menjadi kacau ...
Yang seharusnya baik-baik saja menjadi hancur berantakan ...

Entahlah ...

Terhitung Hari Ini pula aku semakin merasakan salah yang begitu besar ...
Penyesalan yang begitu mendalam ...

Aku takut ...
Aku terpojokkan ...

Jadi ...

Terhitung Hari Ini aku memilih untuk sendiri ...
Aku memilih untuk menjauhi semuanya ...

Aku hanya bisa berbicara tentang semuanya pada Tuhan ...
Aku hanya bisa berbagi dengan angin yang berhembus ...
Aku hanya bisa bersandar pada pohon besar yang memberikan kesejukan ...

Selain itu ...

Terhitung Hari Ini aku semakin yakin dengan angin yang berhembus ...
Aku semakin yakin dengan kehadiran Tuhan walaupun tak nyata ...
Aku yakin dengan kesejukan yang di berikan oleh pohon besar ...

Dan pada akhirnya ...

Terhitung Hari Ini aku mulai mengetahui semua yang ada dalam dirimu ...
Aku mulai mengetahui siapa dia ataupun dia yang pernah kau tunjukkan padaku ...

Walaupun aku tau semua ini mungkin terlambat ...
Aku tau semua ini tak akan bermakna apa-apa lagi ...
Tapi tak pernah ada yang namanya terlambat ...
Karena, lebih baik mengetahui daripada tidak mengetahuinya sama sekali ...

Egois

Rasa ini salah ...
Rasa ini harusnya musnah ...
Rasa ini harusnya tidak ada ...

Aku terjebak ...
Terjebak dengan rasaku sendiri ...

Egoisnya aku yang mementingkan perasaanku sendiri ...
Egoisnya aku yang tak bisa menerima kenyataan ...
Egoisnya aku yang terus menekan dia untuk mengerti akan perasaanku ...
Egoisnya aku yang tak bisa membiarkan dia bahagia dengan pilihannya ...

Sekarang semua sudah berantakan ...
Aku sudah membuat semuanya jadi tak berarti ...
Berbuat apapun sudah tidak ada yang bisa membuat keadaan menjadi baik ...

Entah mengapa aku jadi seperti ini ...
Entah mengapa aku seperti kehilangan arah yang benar ...

Hati dan Fikiranku benar-benar tidak bisa sejalan ...
Hatiku selalu membawa aku untuk tetap mempertahankan apa yang aku rasa ...
Namun di sisi lain Fikiranku ingin melepaskan semuanya ...

Tuhan, sebesar inikah keegoisan yang aku punya?
Sebesar inikah keinginanku untuk mempertahankan semuanya?

Bantu aku mencari jalan keluarnya Tuhan ... :'(
Aku tidak mau terjebak dengan keegoisanku ini ... :'(

Rabu, 01 Mei 2013

Hening :)

Hening membawanya dalam tenang ...
Hening membawanya dalam nyaman ...
Hening membawanya dalam kasih ...
dan Hening pula membawanya dalam cinta ...

ketika bersama Hening hidupnya damai ...
ketika bersama Hening hidupnya sempurna ...

aku pun terkalahkan oleh Hening ...
tak ada sebandingnya aku dengan Hening ...

aku hanya bisa membiarkan dia dengan Hening ...
aku hanya bisa menahan rasa sakit ketika melihat dia menatap Hening ...

itu semua ku lakukan,
because I know who I'm ... :)

dan saat ini pula yang bisa ku lakukan hanya merelakan dia,
merelakan dia yang sangat sulit untuk direlakan ...
dan melepas rasa,
melepas rasa yang sangat sulit untuk dilepas ...

tapi suatu saat nanti ketika hatinya terbuka,
aku berharap dia tau kalau aku bisa lebih baik dari Hening ...

Minggu, 07 April 2013

TAS HASIL DAUR ULANG SAMPAH


TAS HASIL DAUR ULANG SAMPAH
Pada zaman modern saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah rumahan ditempat yang tidak seharusnya. Selayaknya beberapa limbah rumah tangga tersebut ada yang bisa dijadikan sumber pemasukkan untuk mereka sendiri yaitu sampah anorganik seperti plastik, bungkus kopi, dan bungkus sus bubuk.
            Sampah organik tersebut bisa dibuat menjadi tas cantik yang memiliki harga tinggi. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan pun mudah untuk dicari. Cara membuatnya pun cukup mudah. Walaupun mudah, kalau tidak dibarengi niat usaha dan doa semua yang akan dilakukan tidak akan pernah terlihat mudah.
Dibawah ini ada beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan untuk membuat kerajinan tas dari hasil daur ulang limbah sampah rumah tangga. Cara-Cara Membuat Tas Daur Ulang tersebut adalah:
      1. Siapkan bungkus sampah anorganik seperti bungkus kopi instan, susu bubuk, detergen, dan pewangi sachet.
      2. Potongan bekas bungkus tersebut selebar 4 cm kemudian lipat ke arah dalam sepanjang 1 cm dikedua sisinya sampai menghasilkan pita plastik selebar 2 cm, lau buat pita seperti ini sebanyak minimal 1000 buah dari 500 bungkus bekas kopi instan.

      3.  Ambil 4 buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling. 
      4. Selanjutnya tambahkan pita satu-persatu dan jangan lupa membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila proses ini diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.
    5. Tahap terakhir yaitu, bagian dalam tas dapat anda beri lapis dari kain perca agar tidak bolong-bolong.


             Namun ternyata sudah ada beberapa orang yang melakukan kerajinan tangan tersebut, sebut saja Riska dan Dimas. Jika biasanya limbah atau sampah dianggap sebagai barang terbuang, maka ditangan Rizka Tiara Dewi (20) dan Dimas Satriatmoko (31) sampah-sampah tersebut bisa diolah menjadi beragam jenis kerajinan cantik seperti misalnya tas, dompet, bross, gantungan kunci, dan lain sebagainya.
Bermodalkan keprihatinannya melihat tumpukan sampah plastik di sekitar rumahnya, Riska dan Dimas menggandeng beberapa temannya untuk mulai mengisi waktu luang mereka dengan merintis bisnis kerajinan daur ulang sampah. Mengusung Eleven Handicraft sebagai nama usahanya, Riska yang ditemui tim bisnis UKM pada Kamis (27/11) di rumah produksinya yang terletak di Jalan Monjali no. 35 A Gemawang, Sinduadi, Mlati-Sleman menuturkan bahwa usaha kerajinan limbah tersebut mereka rintis sejak Oktober 2010 silam.
Memanfaatkan bahan baku limbah seperti misalnya tras kresek (tas plastik), koran bekas, majalah bekas, tabloid bekas, bungkus makanan dan minuman, manik-manik, serta kemasan deterjen yang Ia peroleh dari sampah laundry maupun sampah rumah tangga, selama ini Eleven Handicraft telah memproduksi aneka souvenir cantik yang memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran.
            “Eleven handicraft sendiri merupakan home industri yang memproduksi aneka kerajinan dari bahan limbah tas kresek (plastik), kita juga membuat kerajinan dari majalah bekas menjadi sebuah tas yang bisa dibawa pergi kemana-kemana, selain itu kami juga membuat souvenir seperti misalnya gantungan kunci dari manik-manik yang sering dipesan kalangan anak muda,” tutur Riska dengan senyum manisnya.
Dengan menawarkan keunikan bahan baku limbah yang mereka gunakan, sekarang ini produk Eleven Handicraft tidak hanya dipasarkan di seputaran kota Jogja saja namun juga mulai merambah Pulau Jawa dan Benua Amerika. Dibantu oleh 5 orang tenaga produksi, setiap harinya Eleven Handicraft memproduksi beragam jenis tas dari yang ukuran paling kecil sampai tas ukuran paling besar. “Kita buat dompet souvenir dari yang paling kecil, tote bag, serta aneka macam tas dari yang kecil sampai yang paling besar bisa kita produksi dengan bahan plastik,” ungkap Riska yang diamini pula oleh Ade Bayu selaku tim support Eleven Handicraft.
Untuk mendukung pemasaran produk Eleven Handicraft, Dimas dan Riska mulai memanfaatkan event pameran serta media online seperti misalnya facebook, membuat blog, serta memanfaatkan portal iklan gratis yang ada di dunia maya. “Meskipun begitu yang paling efektif untuk pemasaran yaitu dari mulut ke mulut, tinggal diobrolkan dan informasi akan tersebar ke khalayak ramai,” jelasnya.
Dibandrol dengan kisaran harga sekitar Rp 5.000 sampai Rp 300.000,00 per pcs, kreasi aneka tas, dompet, dan beragam jenis kerajinan daur ulang lainnya diproduksi secara rutin serta bisa juga melayani pemesanan atau custom sesuai dengan keinginan konsumen. Dari bisnis yang Ia jalankan bersama rekan-rekannya, Riska dan Dimas setiap bulannya bisa memproduksi sekitar 40 buah dompet dan kurang lebih 10 buah tas dengan omzet sekitar Rp 1.500.000,00 per bulan.
Walaupun selama ini perjalanan bisnisnya masih terhambat oleh SDM dan sistem pemasaran, namun Riska dan Dimas terus optimis ingin membesarkan bisnisnya guna memberikan lapangan kerja bagi para pengangguran di sekitarnya. “Kedepannya kami ingin bisnis Eleven Craft berkembang lebih besar dan bisa mengurangi sampah di sekitar kita, serta memberikan lapangan kerja bagi pengangguran di Yogyakarta,” pungkasnya di akhir pertemuan dengan tim bisnisUKM.
            Pantang semangat dari Riska dan kawan-kawan patut diacungi jempol, karena zaman sekarang sangat sedikit masyarakat Indonesia yang berfikir untuk membuat usaha kecil-kecilan disebabkan SDM yang kurang memadai. Padahal kalau saja kita bisa berusaha dahulu, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membantu memasarkan hasil kerajinan tangan tersebut sampai ke luar negri.
Referensi: